Kampung Batik. Ada beberapa wilayah yang sudah memiliki predikat Kampung
Batik. Di Solo ada Kampung Batik Laweyan dan Kampung Batik Kauman. Namun selain
Kampung Batik Kauman dan Laweyan, Klaten juga memiliki Kampung Batik Sendiri.
Kampung Batik yang ada di Klaten ini berada di lereng Gunung Kidul.
Ditengah suasana pedesaan. Di Desa Jarum, Kecamatan Bayat Klaten ini banyak
penduduknya yang membatik di rumahnya masing-masing. ”Di sini masih banyak
pembatik. Bahkan pembatik-pembatik usia muda juga masih banyak,” ungkap Pak
Ripto, salah satu pengusaha batik di Desa Jarum. Banyaknya pembatik-pembatik
muda ini tak lepas dari keberadaan sebuah SMK lokal yang memberikan ketrampilan
membatik. SMK Negeri 1 Rota Bayat yang didirikan tahun 2009 ini telah mencetak
banyak lulusan dengan terampilan membatik dan juga pembuatan gerabah tanah
liat. Sebuah harapan baru tentunya, bahwa generasi pembatik di Desa Jarum tidak
akan hilang.
Kampung Batik Jarum mempunyai ciri khas batik sendiri yang mereka sebut
sebagai Batik Bayatan. Batik Bayatan ini memiliki ciri-ciri di dominasi warga
sogan dan motif batiknya penuh atau tidak menyisakan ruang kosong di kain.
Batik-batik asli Desa Jarum juga selalu menggunakan pewarna alam, bukan pewarna
sintetis. Namun kini hanya sedikit saja pembatik yang mengerjakan Batik
Bayatan. Selain karena motifnya yang lebih rumit, sehingga membutuhkan banyak
waktu untuk pengerjaan, pemasaran Batik Bayatan mulai kalah dengan batik-batik
dengan warna cerah. ”Bagaimana pun kami harus menyesuaikan dengan pasar agar
usaha kami tetap hidup,” ungkap Pak Ripto. Sehingga kini segala motif di produksi
di desa ini.
Motif-motif Batik Bayatan
Batik yang di produksi di Desa Jarum di tulis dengan bahan pewarnaan alami, bukan sintetis
Selain membatik dan juga mendisplay batiknya di rumah masing-masing,
didirikan juga show room batik di Desa ini. Namun sayang, saat kami kesana show
roomnya sedang tutup dan kami tidak melihat aktivitas di sana. Ripto juga
mengungkapkan banyak batik-batik produksi desa ini langsung dijual kepada
pengusaha batik di Solo, Jogja dan juga Jakarta. Salah satu batik yang di
produksi di desa ini adalah batik dengan kabel BSBA ”Batik Saya Batik Asli”
milik pengusaha Jogja.
Berbelanja batik di kampung ini juga lebih murah dibandingkan saat batik
ini sudah berada di galeri di Kota-kota besar. Ripto mengatakan batik yang di
tempatnya di jual dengan harga Rp 250.000, di Jogja batik sudah di jual dengan
harga Rp 400.000 dan bisa menjadi Rp 800.000 jika sudah sampai di Jakarta.
Selain kain, ada juga produksi batik yang lain di Desa ini, yaitu Batik Kayu
atau Wooden Batik Furniture. Ulasan
batik kayu akan kita bahas dalam tulisan yang lain ya ^_^.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar