Kamis, 08 Januari 2015

PENDAKIAN GUNUNG SEMERU

 

Getting to the top is optional. Getting down is mandatory
-- Ed Viesturs --

  

Puncak tertinggi Gunung Semeru adalah Mahameru, yang ada pada ketinggian 3.676 Mdpl. Sedangkan pendakian Gunung Semeru sendiri di mulai pada ketinggian 2.100 Mdpl di daerah Ranu Pani. Di Ranu Pani inilah para pendaki  mulai melakukan tracking untuk bisa ke Mahameru. Desa Ranu Pani, Kecamatan Senduro, Kabupaten Lumajang adalah titik terakhir kendaraan yang bisa mengangkut pendaki. Untuk bisa mencapai Ranu Pani, pendaki bisa menggunakan jeep atau truk.


Di Ranu Pani sebelum melakukan pendakian pendaki harus mendaftar dulu kepada petugas Taman Wisata Bromo Tengger Semeru (BTS) dan membayar retribusi. Retribusi yang harus dibayar pun berbeda-beda tergantung  lamanya pendakian. Untuk hari biasa pendaki lokal harus membayar retribusi Rp 17.500/hari dan untuk hari libur retribusi yang harus di bayar Rp 22.500. Tingggal dikalikan sendiri dengan lama pendakian yang akan ditempuh.

Retribusi berbeda untuk wisatawan asing. Turis harus membayar retribusi Rp 207.500/ hari untuk hari biasa, sedangkan untuk hari libur harus membayar Rp 307.500/ hari. Malah ya?? Nah setelah membayar retribusi pendaki akan mendapatkan brifing dari petgas. Petugas juga akan mengecek perlengkapan dan perbekalan yang di bawa pendaki. Jika ada perlengkapan yang kurang, pendaki tidak akan diizinkan melakukan pendakian.

 

Dari Ranu Pani ada dua jalur pendakian yang bisa ditempuh menuju puncak Mahameru. Dua Jalur tersebut akan bertemu di Ranu Kumbolo. Jalur pendakian dari Ranu Pani ke Ranu Kumbolo bisa dilakukan liwat Jalur Ayek-ayek dan Jalur Batu Rejeng. Jalur yang lebih direkomendasikan untuk pendaki adalah jalur Batu Rejeng. Jalur Ayek-ayek selain medannya yang lebih berat juga tidak tersedia pos-pos yang bisa digunakan untuk beristirahat para pendaki. 

  

Sedangkan di Jalur Batu Rejeng  ada 4 Pos yang tersedia di antara Ranu Pani hingga Ranu Kumbolo.  Di jalur Batu Rejeng ini dari Gerbang Pendakian  hingga Pos I, pendaki akan melewati jalur yang sudah di paving, meski ada juga beberapa tanjakan tanah liat. Dengan medan seperti itu, jalur dari gerbang hingga Pos I tidak terlalu berat. Dari bawah, Pos I berada di sebelah kiri pas pada sebuah tikungan.

  
Jika Jalur Pendakian Sedang Ramai, hampir semua pos pendakian ada yang jualan makanan. Makanan yang dijual antara lain nasi, pisang goreng, tahu isi, bakwan dan semangka. 

Pendakian menuju Pos II dari Pos I tidak terlalu jauh. Pos II berada disisi kanan jalur pendakian dari bawah. Nah, yang paling panjang adalah jalur pendakian dari Pos II menuju Pos III. Pada jalur inilah terlihat sebuah tebing di satu sisi lereng gunung. Tebing yang lumayan besar inilah yang disebut Batu Rejeng. Setelah melewati Batu Rejeng, pada pendakian kami 1 Januari 2015 kami melewati jalur pendakian yang longsor, namun oleh pengelola sudah diantisipasi dengan memasang webbing dan sling di sisi atas jalur yang longgor. Sling dan webbing ini bisa digunakan untuk pegangan para pendaki. Setelah melewati sisi jalur yang longsor, sebelum sampai di Pos III kita akan melewati sebuah jembatan kayu, waktu itu jembatan di cat dengan warna merah. Jalur pendakian dari pos II menuju Pos III memang lumayan panjang, namun tidak terlalu berat, karena derajat kemiringan medan tidak terlalu curam. Pos III berada di sisi kiri dari jalur pendakian.

Usahakan beristirahat terlebih dahulu di Pos III, karena tepat di belakang shelter Pos III pendaki harus melalui jalur pendakian yang cukup curam.Pendaki biasanya menggunakan teknik scrambling melewati jalur ini, karena terkadang kita harus menggunakan tangan untuk membantu menambah ketinggian. Tapi hanya itu saja tampaknya yang berat...selebihnya medannya kembali relatif datar.

Bahkan setelah melewati jalur yang memutari bukit, kita sudah bisa menikmati pemandangan Ranu Kumbolo dari atas. Jika pendakian dilakukan pada malam hari dan sedang ada banyak pendaki yang bermalam di Ranu Kumbolo, pemandangan senter atau lampu dari para pendaki akan tampak syahdu. Jika kita sudah sampai di atas Ranu Kumbolo pada siang hari dan cuaca cerah, puncak Mahameru sudah terlihat dari sini.

Nah jika sudah bisa melihat Ranu Kumbolo dan Puncak Mahameru, berarti kita sudah akan sampai di Pos IV. Kalau Ranu Kumbolonya sendiri...?? masih jauh..

Pos IV berada tepat di atas Ranu Kumbolo, misal pun sampai di pos IV sudah malam, tampaknya sayang kalau ngecamp di sana, mending sekalian nanti mendirikan camp di Ranu Kumbolo. Nah dari Pos IV ini kita akan melewati jalur yang menurun curam dengan medan tanah liat. Hati-hati ya... aku terperosot dua kali, karena tidak pandai memainkan sol sepatu... hihi. Nah setelah melewati turunan terjal ini, kita sudah berada di pinggir Ranu Kumbolo. Udah bisa ambil air Ranu Kumbolo yang melimpah!  Bisa juga mendirikan tenda di sini. Tapi itu bukan pilihan terbaik.
Pilihan terbaiknya adalah terus melewati pinggiran danau ini, sampai berada di sebuah tanah yang lebih lapang, tepat berada dibawah Tanjakan Cinta.

Ranu Kumbolo!!!
--Langsung nyanyi lagu Mahameru-nya Dewa 19--

 

Nah di Ranu Kumbolo inilah banyak pendaki yang ngecamp atau bahkan di sinilah titik terakhir para pendaki melakukan pendakian. Karena tidak sedikit para pendaki yang hanya ingin refreshing dengan menghabiskan waktu di Ranu Kumbolo. Memang magnet Ranu Kumbolo sangat kuat untuk sekedar bersantai, menikmati kopi dan kebersamaan bersama dengan sahabat. Pemandangan danau yang di kelilingi bukit memang sangat menawan. Di pagi hari, jika beruntung dari tenda yang kita dirikan di bawah tanjakan cinta kita bisa menikmati Sunrise. Di siang hari yang cerah, pantulan biru dari langit akan terpancar dari permukaan Ranu Kumbolo.

 
Ranu Kumbolo berada di ketinggian 2.400 Mdpl dengan suhu minimal bisa 
mencapai -20 derajat celsius.

 
Tanjakan Cinta dengan latar belakang Ranu Kumbolo

Nah untuk melanjutkan menuju Puncak Mahameru masih ada beberapa wilayah yang harus kita lewati. Setelah naik Tanjakan Cinta, kita sudah bisa melihat Oro-oro Ombo. Setelah melewati Oro-oro Ombo kita bisa istirahat sejenak di Pos Cemoro Kandang. Dari Cemoro Kandang kita akan kembali melewati track naik melintasi punggungan bukit hingga ke Pos Jambangan. Dari Pos Jambangan kita akan segera sampai di Pos Kalimati.

 
 Oro-oro Ombo
  
Pos Cemoro Kandang

 Pos Jambangan

Pos Kalimati
 
Di Pos Kalimati ini pendaki punya dua pilihan, ngecamp di sini atau melanjutkan terus ke Arcopodo dan mendirikan camp disana. Namun lebih dianjurkan untuk  ngecamp di Kalimati. Karena selain ada sumber mata air yang bisa kita gunakan, kita juga bisa melintasi jalur baru yang akan sampai langsung di atas Arcopodo.

Di Kalimati kita bisa ngecamp hingga pukul 10 malam. Jika tidak ingin terlambat sampai puncak Mahameru, di jam-jam itulah kita bisa harus memulai pendakian. Kita bisa meninggalkan tenda dan barang-barang lain di Kalimati ini. Namun jangan lupa bawa gembok, untuk mengunci tenda selama kita tinggal untuk pendakian ke Mahameru.

Meski meninggalkan beberapa perlengkapan,  beberapa perbekalan tetap harus kita bawa untuk pendakian ini, seperti air, jas hujan, bekal makanan. Perbekalan ini sangat penting kita bawa. Air dan makanan sangat dibutuhkan tubuh kita selama perjalanan. Jas hujan sangat kita perlukan untuk mengantisipasi suaca. Jika memungkinkan, membawa semua peralatan selama pendakian sebenarnya lebih safety. Namun jika membutuhkan pergerakan yang cepat membawa perbekalan secukupnya adalah pilihan yang lebih tepat.

Jalur pendakian dari Kalimati menuju Puncak Mahameru akan melewati berbagai macam medan dan vegetasi. Dari shelter di Pos Kalimati kita akan mulai pendakian tepat berada di atas shelter, Jalur masuk hutan pinus. Memasuki Hutan Pinus ini pun vegetasinya bermacam-macam, ada adelweis dan juga pohon cemara. Medan yang ditempuh  menanjak, di tengah jalur kita akan bertemu dengan persimpangan yang merupakan pertemuan dengan jalur yang melewati  Arcopodo. Jalur terus menanjak hingga sampai di suatu tempat yang bernama Cemoro Tunggal. Cemoro Tunggal atau juga sering disebut sebagai area pergantian vegetasi ini vegetasinya berubah dari hutan menjadi gundukan-gundukan pasir.  Lepas dari rimbunnya pepohonan kita melintasi sebuah jalan setapak kecil dengan medan pasir..menuju sebuah bukit pasir. Medan  pendakian yang terjal pun berubah menjadi pasir.

 Puncak Mahameru dilihat dari Pos Kalimati

Nah ada dua jenis lintasan di jalur ini. Kami pun ingat dengan pesan Cak Yo, petugas TN BTS yang memberikan brifing sebelum kami melakukan pendakian. “Untuk jalur dari cemoro tunggal ke atas, pendaki sebaiknya memilih jalur yzigzagang . Kalau lewat jalur yang biasa pasirnya lebih dalam dan akan mengguras tenaga. Selama pendakian jangan menginjak batu, karena batu bisa akan lepas dan membahayakan pendaki di bawahnya.”

Ok. Kami akhirnya memilih jalur yang Zigzag. Kami mulai melakukan pendakian dari Cemoro Tunggal Pukul 04.00 pagi, berharap tidak terlambat sampai puncak Mahameru. Sayang, mulai pukul 05.00 badai mulai datang. Saat itu kami masih berada di punggungan gunung dengan medan pasir. Namun kami terus tetap melakukan pendakian, dengan sesekali berlindung dari derasnya angin dan air yang mengguyur. Kami berlindung dengan bersembunyi di balik gundukan pasir yang agak besar, yang bisa melindungi tubuh kami. Kami berharap badai segera berhenti, sehingga kami bisa tetap melanjutkan perjalanan ke puncak Mahameru. Kami terus menambah ketinggian, puncak bayangan sudah terlihat...tapi sayang badai bertambah lebat. Jarak pandang menipis, kira-kira hanya lima meter saja. Jam sudah menunjukkan jam 08.00 pagi...

Mahameru...belum kau izinkan kami menemuimu, kami harus balik kanan karena derasnya badai ....mungkin suatu saat nanti, akan ada lagi kesempatan untuk kita bertemu. Untuk kita berbagi tentang indahnya Kasih Tuhan kepada makhluk dan alamnya...

 
 Jalur Pasir di atas Cemoro Tunggal saat badai sempat berhenti beberapa menit

7 komentar:

  1. terimakasih Pak Tampang..yang keren tulisannya apa gunungnya? masih belajar nulis ini..

    BalasHapus
  2. Lihat foto-foto di atas yang indah menawan jadi Ingat film 5 Cm. Keren Mbak Krisna.

    BalasHapus
  3. Hahaha...ya bedalah...kalau 5 cm pakai artis yg cantik2 dan ganteng2...

    BalasHapus
  4. Foto yang terakhir keren mbakk.. #sumpah

    BalasHapus
  5. Itu pas badai..trus pas berhenti..matahari bersinar..5 menit badai lagi... :( :(

    BalasHapus
  6. Mahameru tak akan kemana kok Mbak, ia pasti setia menunggu tamu-tamunya :)

    BalasHapus