Getting to the top is optional. Getting down is mandatory
-- Ed Viesturs --
Puncak tertinggi Gunung Semeru adalah Mahameru, yang ada pada ketinggian 3.676 Mdpl. Sedangkan pendakian Gunung Semeru sendiri di mulai pada ketinggian 2.100 Mdpl di daerah Ranu Pani. Di Ranu Pani inilah para pendaki mulai melakukan tracking untuk bisa ke Mahameru. Desa Ranu Pani, Kecamatan Senduro, Kabupaten Lumajang adalah titik terakhir kendaraan yang bisa mengangkut pendaki. Untuk bisa mencapai Ranu Pani, pendaki bisa menggunakan jeep atau truk.
Di Ranu Pani sebelum melakukan pendakian pendaki harus mendaftar
dulu kepada petugas Taman Wisata Bromo Tengger Semeru (BTS) dan membayar
retribusi. Retribusi yang harus
dibayar pun berbeda-beda tergantung lamanya pendakian. Untuk hari biasa pendaki lokal harus membayar retribusi
Rp 17.500/hari dan untuk hari libur retribusi yang harus di bayar Rp 22.500. Tingggal dikalikan sendiri dengan lama pendakian yang akan ditempuh.
Retribusi berbeda untuk wisatawan asing. Turis
harus membayar retribusi Rp 207.500/
hari untuk hari biasa, sedangkan untuk hari libur harus membayar Rp 307.500/
hari. Malah ya?? Nah setelah membayar retribusi pendaki akan mendapatkan
brifing dari petgas. Petugas juga akan mengecek perlengkapan dan perbekalan yang di bawa
pendaki. Jika ada perlengkapan yang kurang, pendaki tidak akan diizinkan
melakukan pendakian.
Dari Ranu Pani
ada dua jalur pendakian yang bisa ditempuh menuju puncak Mahameru. Dua Jalur
tersebut akan bertemu di Ranu Kumbolo. Jalur pendakian dari Ranu Pani ke Ranu
Kumbolo bisa dilakukan liwat Jalur Ayek-ayek dan Jalur Batu Rejeng. Jalur yang
lebih direkomendasikan untuk pendaki adalah jalur
Batu Rejeng. Jalur Ayek-ayek selain medannya yang lebih berat juga tidak tersedia
pos-pos yang bisa digunakan untuk beristirahat para pendaki.
Sedangkan di
Jalur Batu Rejeng ada 4 Pos yang tersedia di antara Ranu Pani hingga
Ranu Kumbolo. Di jalur Batu
Rejeng ini dari Gerbang Pendakian hingga Pos I, pendaki akan
melewati jalur yang sudah di paving, meski ada juga beberapa
tanjakan tanah liat. Dengan medan seperti itu, jalur dari gerbang hingga Pos I
tidak terlalu berat. Dari bawah, Pos I berada di sebelah kiri pas pada sebuah
tikungan.
Jika Jalur Pendakian Sedang Ramai, hampir semua pos pendakian ada yang jualan makanan. Makanan yang dijual antara lain nasi, pisang goreng, tahu isi, bakwan dan semangka.
Pendakian menuju
Pos II dari Pos I tidak terlalu jauh. Pos II berada disisi kanan jalur
pendakian dari bawah. Nah, yang paling panjang adalah jalur pendakian dari Pos
II menuju Pos III. Pada jalur inilah terlihat sebuah tebing di satu sisi lereng
gunung. Tebing yang lumayan besar inilah yang disebut Batu Rejeng. Setelah
melewati Batu Rejeng, pada pendakian kami 1 Januari 2015 kami melewati jalur pendakian yang longsor, namun oleh pengelola sudah diantisipasi
dengan memasang webbing dan sling di sisi atas jalur yang longgor. Sling dan
webbing ini bisa digunakan untuk pegangan para pendaki. Setelah melewati sisi
jalur yang longsor, sebelum sampai di Pos III kita akan melewati sebuah
jembatan kayu, waktu itu jembatan di cat dengan warna merah. Jalur pendakian
dari pos II menuju Pos III memang lumayan panjang, namun tidak terlalu berat,
karena derajat kemiringan medan tidak terlalu curam. Pos III berada di sisi
kiri dari jalur pendakian.
Usahakan
beristirahat terlebih dahulu di Pos III, karena tepat di belakang shelter Pos
III pendaki harus melalui jalur pendakian yang cukup curam.Pendaki biasanya
menggunakan teknik scrambling melewati jalur ini, karena terkadang kita harus
menggunakan tangan untuk membantu menambah ketinggian. Tapi hanya itu saja
tampaknya yang berat...selebihnya medannya kembali relatif datar.
Bahkan setelah
melewati jalur yang memutari bukit, kita sudah bisa menikmati pemandangan Ranu
Kumbolo dari atas. Jika pendakian dilakukan pada malam hari dan sedang ada
banyak pendaki yang bermalam di Ranu Kumbolo, pemandangan senter atau lampu
dari para pendaki akan tampak syahdu. Jika kita sudah sampai di atas Ranu
Kumbolo pada siang hari dan cuaca cerah, puncak Mahameru sudah terlihat dari
sini.
Nah jika sudah
bisa melihat Ranu Kumbolo dan Puncak Mahameru, berarti kita sudah akan sampai
di Pos IV. Kalau Ranu Kumbolonya sendiri...?? masih jauh..
Pos IV berada
tepat di atas Ranu Kumbolo, misal pun sampai di pos IV sudah malam, tampaknya
sayang kalau ngecamp di sana, mending sekalian nanti mendirikan camp di Ranu
Kumbolo. Nah dari Pos IV ini kita akan melewati jalur yang menurun curam dengan
medan tanah liat. Hati-hati ya... aku terperosot dua kali, karena tidak pandai
memainkan sol sepatu... hihi. Nah setelah melewati turunan terjal ini, kita
sudah berada di pinggir Ranu Kumbolo. Udah bisa ambil air Ranu Kumbolo yang
melimpah! Bisa juga mendirikan tenda di
sini. Tapi itu bukan pilihan terbaik.
Pilihan
terbaiknya adalah terus melewati pinggiran danau ini, sampai berada di sebuah
tanah yang lebih lapang, tepat berada dibawah Tanjakan Cinta.
Ranu Kumbolo!!!
--Langsung nyanyi
lagu Mahameru-nya Dewa 19--
Nah di Ranu
Kumbolo inilah banyak pendaki yang ngecamp atau bahkan di sinilah titik
terakhir para pendaki melakukan pendakian. Karena tidak sedikit para pendaki
yang hanya ingin refreshing dengan menghabiskan waktu di Ranu Kumbolo. Memang
magnet Ranu Kumbolo sangat kuat untuk sekedar bersantai, menikmati kopi dan
kebersamaan bersama dengan sahabat. Pemandangan danau yang di kelilingi bukit
memang sangat menawan. Di pagi hari, jika beruntung dari tenda yang kita
dirikan di bawah tanjakan cinta kita bisa menikmati Sunrise. Di siang hari yang
cerah, pantulan biru dari langit akan terpancar dari permukaan Ranu Kumbolo.
Ranu Kumbolo
berada di ketinggian 2.400 Mdpl dengan suhu minimal bisa
mencapai -20 derajat celsius.
mencapai -20 derajat celsius.
Nah untuk
melanjutkan menuju Puncak Mahameru masih ada beberapa wilayah yang harus kita
lewati. Setelah naik Tanjakan Cinta, kita sudah bisa melihat Oro-oro Ombo. Setelah melewati Oro-oro Ombo kita bisa istirahat sejenak di Pos Cemoro Kandang. Dari Cemoro Kandang kita akan
kembali melewati track naik melintasi punggungan bukit hingga ke Pos Jambangan.
Dari Pos Jambangan kita akan segera sampai di Pos Kalimati.
Oro-oro Ombo
Pos Cemoro Kandang
Pos Jambangan
Pos Kalimati
Di Pos Kalimati
ini pendaki punya dua pilihan, ngecamp di sini atau melanjutkan terus ke Arcopodo
dan mendirikan camp disana. Namun lebih dianjurkan untuk ngecamp di Kalimati. Karena selain ada sumber
mata air yang bisa kita gunakan, kita juga bisa melintasi jalur baru yang akan
sampai langsung di atas Arcopodo.
Di Kalimati kita
bisa ngecamp hingga pukul 10 malam. Jika tidak ingin terlambat sampai puncak
Mahameru, di jam-jam itulah kita bisa harus memulai pendakian. Kita bisa
meninggalkan tenda dan barang-barang lain di Kalimati ini. Namun jangan lupa
bawa gembok, untuk mengunci tenda selama kita tinggal untuk pendakian ke
Mahameru.
Meski meninggalkan beberapa perlengkapan, beberapa perbekalan tetap harus kita bawa untuk pendakian ini, seperti air, jas hujan, bekal makanan. Perbekalan ini sangat penting kita bawa. Air dan makanan sangat dibutuhkan tubuh kita selama perjalanan. Jas hujan sangat kita perlukan untuk mengantisipasi suaca. Jika memungkinkan, membawa semua peralatan selama pendakian sebenarnya lebih safety. Namun jika membutuhkan pergerakan yang cepat membawa perbekalan secukupnya adalah pilihan yang lebih tepat.
Meski meninggalkan beberapa perlengkapan, beberapa perbekalan tetap harus kita bawa untuk pendakian ini, seperti air, jas hujan, bekal makanan. Perbekalan ini sangat penting kita bawa. Air dan makanan sangat dibutuhkan tubuh kita selama perjalanan. Jas hujan sangat kita perlukan untuk mengantisipasi suaca. Jika memungkinkan, membawa semua peralatan selama pendakian sebenarnya lebih safety. Namun jika membutuhkan pergerakan yang cepat membawa perbekalan secukupnya adalah pilihan yang lebih tepat.
Jalur pendakian dari Kalimati menuju Puncak Mahameru akan melewati berbagai macam medan dan vegetasi. Dari shelter di Pos Kalimati kita akan mulai pendakian tepat berada di atas shelter, Jalur masuk hutan pinus. Memasuki Hutan Pinus ini pun vegetasinya bermacam-macam, ada adelweis dan juga pohon cemara. Medan yang ditempuh menanjak, di tengah jalur kita akan bertemu dengan persimpangan yang merupakan pertemuan dengan jalur yang melewati Arcopodo. Jalur terus menanjak hingga sampai di suatu tempat yang bernama Cemoro Tunggal. Cemoro Tunggal atau juga sering disebut sebagai area pergantian vegetasi ini vegetasinya berubah dari hutan menjadi gundukan-gundukan pasir. Lepas dari rimbunnya pepohonan kita melintasi sebuah jalan setapak kecil dengan medan pasir..menuju sebuah bukit pasir. Medan pendakian yang terjal pun berubah menjadi pasir.
Puncak Mahameru dilihat dari Pos Kalimati
Nah ada dua jenis
lintasan di jalur ini. Kami pun ingat dengan pesan Cak Yo, petugas TN BTS yang
memberikan brifing sebelum kami melakukan pendakian. “Untuk jalur dari cemoro
tunggal ke atas, pendaki sebaiknya memilih jalur yzigzagang . Kalau lewat jalur
yang biasa pasirnya lebih dalam dan akan mengguras tenaga. Selama pendakian jangan menginjak batu,
karena batu bisa akan lepas dan membahayakan pendaki di bawahnya.”
Ok. Kami akhirnya
memilih jalur yang Zigzag. Kami mulai melakukan pendakian dari Cemoro Tunggal
Pukul 04.00 pagi, berharap tidak terlambat sampai puncak Mahameru. Sayang,
mulai pukul 05.00 badai mulai datang. Saat itu kami masih berada di punggungan
gunung dengan medan pasir. Namun kami terus tetap melakukan pendakian,
dengan sesekali berlindung dari derasnya angin dan air yang mengguyur. Kami berlindung dengan
bersembunyi di balik gundukan pasir yang agak besar, yang bisa melindungi tubuh
kami. Kami berharap badai segera berhenti, sehingga kami bisa tetap
melanjutkan perjalanan ke puncak Mahameru. Kami terus menambah ketinggian,
puncak bayangan sudah terlihat...tapi sayang badai bertambah lebat. Jarak
pandang menipis, kira-kira hanya lima meter saja. Jam sudah menunjukkan jam
08.00 pagi...
Mahameru...belum
kau izinkan kami menemuimu, kami harus balik kanan karena derasnya badai ....mungkin suatu saat nanti, akan ada lagi kesempatan untuk kita bertemu.
Untuk kita berbagi tentang indahnya Kasih Tuhan kepada makhluk dan alamnya...
Jalur Pasir di atas Cemoro Tunggal saat badai sempat berhenti beberapa menit
Waw.... Keren Sri...
BalasHapusterimakasih Pak Tampang..yang keren tulisannya apa gunungnya? masih belajar nulis ini..
BalasHapusLihat foto-foto di atas yang indah menawan jadi Ingat film 5 Cm. Keren Mbak Krisna.
BalasHapusHahaha...ya bedalah...kalau 5 cm pakai artis yg cantik2 dan ganteng2...
BalasHapusFoto yang terakhir keren mbakk.. #sumpah
BalasHapusItu pas badai..trus pas berhenti..matahari bersinar..5 menit badai lagi... :( :(
BalasHapusMahameru tak akan kemana kok Mbak, ia pasti setia menunggu tamu-tamunya :)
BalasHapus