Desa Tegalmulyo,
Kecamatan Kemalang, Kabupaten Klaten berada di lereng timur Gunung Merapi. Dengan
pemadangannya yang hijau setelah pulih dari bencana erupsi Merapi tahun 2010
lalu, Desa ini sangat nyaman dan tenang. Udara yang sangat segar tanpa polusi membuat Desa ini sangat tepat untuk
sejenak melepas lelah.
Suasana di Dukuh Pajegan, Desa Tegalmulyo yang tenang dan hijau
Desa yang juga
merupakan Desa terakhir untuk Pendakian Gunung Merapi dari Wilayah Klaten ini
bisa ditempuh dalam waktu satu jam dari Klaten Kota.Letaknya yang benar-benar
berada di bawah Lereng Merapi membuat tempat ini belum terjangkau transpotasi
umum. ”Bahkan masih ada Dukuh di Desa ini yang tidak bisa dijangkau dengan
kendaraan, karena kita harus turun ke Jurang dulu kemudian naik ke bukit, yaitu
Desa Gerpasang,” ungkap Martono, salah satu warga Desa Tegalmulyo.
Meski tidak
terjangkau transpotasi umum, namun desa ini terus menggali potensinya. Yang
terbaru, tepatnya tiga bulan lalu, jalur untuk pecinta olahraga sepeda
gunung/downhill mulai menjelajahi Desa ini. Mereka membuat jalur sepanjang 25
kilometer. Jalur ini dibuat atas
inisiatif Komunitas All Mountain (AM) Klaten, dengan tujuan mengembangkan
potensi wisata di wilayah ini. Baru tiga bulan di buka saat ini sudah banyak
komunitas pecinta olahraga downhill yang menjajal jalur ini, diantaranya dari
Jogja, Semarang dan Jakarta. Hampir di setiap akhir pekan, sabtu dan minggu
tempat ini digunakan untuk ajang pacu adrenalin bagi pecinta olahraga ekstrim
ini.
Namun sebelum
adanya aktivitas downhill, wilayah ini juga sudah dikenal oleh komunitas
pecinta alam atau pendaki gunung. Pendakian
Gunung Merapi lewat jalur Tegalmulyo ini memang tidak banyak diminati. Sebagian
besar pendaki gunung lebih senang melakukan pendakian melewati jalur di
Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali. Selain Kecamatan Selo yang sudah bisa
dijangkau transpotasi umum, medan pendakian melalui Selo juga dianggap lebih
landai.
Namun tanpa
melakukan pendakian, pemandangan di Tegalmulyo ini sudah sangat indah untuk
dinikmati. Salah satu pemandangan yang menarik adalah Kaliworo. Kaliworo ini
adalah kali yang dilewati oleh lahar dingin yang berasal dari puncak gunung
merapi. Aliran lahar dingin ini akan melintasi sungai dengan tebing-tebing nan
tinggi yang melintasi desa ini. Pemandangan ini sangat indah, karena selain
tebing-tebing yang membentuk kali, kita juga bisa menikmati pemandangan puncak
Gunung Merapi dari wilayah ini.
Hampir semua rumah di desa ini memiliki kebun mawar
Selain itu hampir
semua penduduk di Desa ini menaman bunga mawar. Banyak kebun mawar bisa kita
temui di desa ini dengan berbagai warna, putih, pink atau Merah. Sesekali kita
juga akan menemui anak-anak atau orang desa yang bermain gamelan di depan rumah
mereka. Desa memiliki paguyuban yang bernama Slogodenowo. Selain gamelan,
payuguban ini juga mengumpulkan penduduk untuk berlatih menari prajuritan,
jaranan, topeng ireng, buta ketek dan anas warok. Payububan ini sering tampil
dalam acara-acara resmi pemerintahan, bahkan mereka pernah juga di undang
tampil di TMII. Jika ditampilkan secara total komunitas ini bisa menampilkan 60
orang sekaligus. Mereka berasal dari satu desa. Tidak hanya orang dewasa,
anak-anak juga dilibatkan dalam pertunjukan ini.
Seorang anak sedang berlatih gamelan di depan rumahnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar