Kenyamanan. Siapa yang mau menolaknya. Jika ada mungkin
hanya sebagian kecil manusia. Sisanya, banyak manusia yang berusaha mencari
kenyamanan, bahkan tak sedikit yang mau membayar kenyamanan dengan harga yang
malah. Jika mampu tak ada salahnya
membayar kenyamanan itu dengan harga yang mahal.
Kenyamanan ini salah satunya bisa di temukan di MesaStila
Resort and Hotel, Magelang, Jawa
Tengah. Di tengah-tengah kebuh kopi di
Desa Losari, Grabag, Magelang. Berada di
daerah pegunungan yang dingin sungguh ada kenyamanan, kedamaian, kesejukan di
tempat ini. Jauh dari hiruk-pikuk aktivitas manusia, tempat ini memberikan
ketenangan nan syahdu. Hahaha..paling tidak bagi saya. Apa lagi saat berkunjung
ke tempat itu, suasananya sedang hujan. Dan saya senang hujan, jadi hujan yang
turun bukan suatu halangan untuk menikmati tempat ini. Meski hanya singgah, bukan menginap. Hahaha....
Selain suasananya yang benar-benar di alam nan hijau.
Bangunan-bangunan yang ada di Mesastila ini juga menambahkan suasana damai.
Sedikit bangunan beton, namun banyak dengan papan-papan kayu dan juga bangunan
joglo. Salah satu bangunan Joglo yang ada di Mesastila adalah bangunan Masjid
yang berada di sisi gapura masuk masuk Mesastila. Bangunan kayu ini berada dibawah rerindangan
pohon. Saya membayangkan, ditempat itu mungkin aku bisa langsung tertidur
karena sejuknya.
Selain beberapa bangunan Joglo, bangunan yang menarik di
Mesastila Resort and Hotel ini adalah Information Roomnya. Tetap terbuat dari
kayu, ternyata ruangan ini dulunya adalah bekas Stasiun Mayong, Jepara. “Dulu
bangunan ini adalah bekas Stasiun Jepara yang terkena pelebaran jalan dan hampir
di bakar. Tapi kemudian di beli oleh pemilik Mesastila ini,” ungkap Erny, salah
satu karyawan Mesastila.
Ini bekas Stasiun Mayong yang dipindah ke Mesastila
Di belakang lobi atau Information Room, setelah melewati
hamparan rumput di bukit tamu akan di jamu di Gedung Induk atau Club House.
Welcome drink yang disajikan pun adalah minuman-minuman tradisional,
seperti kunir asem, beras kencur atau
jahe. Gedung utama ini merupakan
bangunan asli di kebun kopi ini. Gedung ini dibangun oleh 1928 oleh Gustav Van
der Swan,warga negara Belanda sebelum di beli oleh Gabriella Teggia dari Italia.
Di dalam bangunan ini ada begitu banyak barang antik, mulai
dari berbagai macam guci, lukisan, piano dan juga berbagai peralatan
tradisional. Beberapa sudut ruangan di lengkapi dengan meja dan kursi bentuk
lama. Juga salah satu sisinya digunakan
untuk perpustakaan, dengan koleksi buku-buku lama.
Di sekitar gedung utama ini dihiasi dengan taman-taman yang
mempesona. Selain taman yang dihiasi
dengan berbagai bunga dan tanaman, ada labirin dengan dasar lantai bebatuan
yang bisa digunakan untuk refleksi kaki, ada kolam air mancur yang juga disebut
Wishing Pond dan juga ada halaman
yang dibuat menyerupai papan catur. Asyik kan.
Semua itu gratis disediakan untuk kamu yang menginap di hotel tersebut.
Baru kemudian setelah gedung utama, tamu akan diantarkan ke
kamar yang telah di pesan. Resort ini
memiliki 24 Kamar dengan konsep tradisional pula. Setiap kamar di bangun terpisah dengan kamar
yang lain, dengan kelengkapan fasilitas yang berbeda-beda. Beberapa kamar
memiliki lobi yang luas dan nyaman untuk bisa menikmati langsung pemandangan
Gunung Andong.
Satu lagi yang menarik di sini, yaitu Losari Coffee
Plantation. Kebun kopi yang mengitari wilayah ini mencapai luas 22 hektare.
Pengunjung bisa jalan-jalan menyusuri kebun kopi dan juga bisa melihat proses
pembuatan kopi. Selain tamu yang
menginap di situ, pengelola hotel juga menyediakan paket wisata untuk
mengetahui proses pembuatan kopi. Cukup membayar Rp 260.000 pengunjung bisa
mengikuti dan sekaligus mempraktekkan cara membuat kopi di tempat ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar