Rabu, 26 November 2014

KISAH EVOLUSI MANUSIA DI BUKURAN


 

Musium Purbakala Sangiran mulai mengembangkan ruang pamernya. Selain Musium utama Sangiran yang ada di Desa Krikilan , Kecamatan Kalijambe, Sragen, sekarang ada dua Musium baru yang bisa di kunjungi di wilayah tersebut, yaitu Musium Bukuran dan Musium Manyarejo. Kedua Musium ini terletak tidak jauh dari Musium Sangiran, hanya lima kilometer. Dan akses jalan menuju kedua musium ini juga sudah di beton, sehingga dapat dengan mudah dicapai oleh pengunjung.
Musium Bukuran dan Manyarejo ini adalah pengembangan dari Musium Utama Sangiran.


 

Berbeda dengan Sangiran, Musium Bukuran dan Manyarejo memiliki tema khusus. Untuk Bukuran memiliki tema Evolusi. Jadi Musium ini bercerita tentang evolusi alam dan evolusi manusia.  Evolusi alam di antaranya diceritakan tentang seleksi alam terhadap kupu-kupu yang hingga kini sudah mulai punah. Sementara evolusi manusia menceritakan tentang evolusi perilaku dan pola pikir manusia. Tentang evolusi manusia ini diceritakan bagaimana pola pikir dan prilaku manusia jaman primitif hingga jaman modern sekarang, contohnya yaitu membuatan api unggun untuk memasak hingga sekarang manusia sudah menggunakan kompor gas.


 
Cerita tentang evolusi manusia, yaitu dengan perubahan tengkorak manusia dikemas lebih unik untuk menarik perhatian pengunjung. Ke depan replika ini akan dilangkapi dengan chip, sehingga pengunjung yang datang bisa langsung mengakses informasi tentang bentuk evolusi tersebut dengan menggunakan smart phone.



 
 Koleksi di Musium Bukuran di antaranya adalah fosil hasil pengalian yang dilakukan di Desa Bukuran.  


MANYARREJO



Sementara untuk Musium Manyarejo adalah musium yang berisi tentang profil dan kisah tentang peneliti-peneliti yang pernah melakukan penelitian di Situs Purbakala Sangiran ini.
Kepala Musium Sangiran, Sukrowedi mengatakan kedua musium tersebut dibangun dengan kemasan yang lebih menarik. ”Jika selama ini musium hanya dikenal dengan tempat menyimpan barang-barang kuno. Saat ini kami mengemas musium agar menjadi tempat yang menarik untuk di kunjungi, memberikan hiburan dan juga edukasi,” ungkap Sukrowedi.
 Musium Bukuran dan Musium Manyaran juga dilengkapi dengan teknologi yang menarik untuk di coba. Untuk beberapa temuan atau koleksi di Musium tersebut, pengunjung bisa menyimak informasi tentang temua tersebut melalui teknologi ditigal yang terpasang di dekat temuan. Sehingga pengunjung bisa mendapatkan informasi yang lebih lengkap tentang temua tersebut. Selain itu pengelola juga bisa mendapatkan pengetahuan tentang evolusi dan juga makluk purba melalui fasilitas audia dan juga game interaktif.
Untuk berkunjung ke Musium Bukuran dan Manyarrejo saat ini masih gratis, belum di punggut biaya. Musium ini berada 20 kilometer dari Solo. Belum ada transpotasi umum menuju ke lokasi ini, sehingga menyewa kendaraan dari Solo adalah pilihan terbaik.

 
 Salah satu situs penggalian di Desa Manyarejo. Setiap tahun Musium Sanggiran rata-rata empat proyek penggalian.




 Kepala Banteng ini adalah salah satu penemuan terbaru di Wilayah Manyarejo, ditemukan sekitar Bulan September 2014.

Musium Manyarejo terletak 6 kilometer dari Musium Sangiran. Musium ini baru di buka Bulan Oktober 2014.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar