Candi Brahu
Candi-candi di Trowulan, Mojokerto, Jawa Timur ini berbeda
dengan candi-candi yang banyak kita temui. Candi-candi yang diyakini sebagai
situs peninggalan Kerajaan Majapahit ini didirikan dengan Bahan Baku Bata Merah
dan Batu Andesit. Berbeda dengan candi-candi yang lain yang biasanya didirikan
dengan menggunakan batu.
Di Trowulan ini banyak terdapat candi-candi yang dikenal
sebagai situs peninggalan Majapahit.
Penyelamatan candi-candi tersebut sudah dilakukan sejak tahun 1890,
sehingga kini candi-candi tersebut masih bisa kita nikmati bentuknya. Bila menilik dari sejarahnya, candi-candi di
Trowulan ini memiliki fungsi yang berbeda-beda, di antaranya sebagai gapura atau pintu masuk menuju Kompleks
bangunan suci, sebagai prasasti untuk memperingati wafatnya seorang raja,
sebagai tempat tinggal dan lain sebagainya.
Candi-candi di Trowulan ini ada yang bentuknya sudah tidak
dikenali namun ada juga yang sudah utuh dan menawan bentuknya. Beberapa peninggalan yang sudah tidak bisa
dibangun kembali tersebut tetap bisa dikunjungi , di antaranya adalah situs
Candi Kedaton dan Situs Lantai Segienam yang berada di Desa Sentonorejo
Trowulan. Dua situs candi ini memang sudah tidak bisa dibangun kembali,
namun bentuk dasarnya masih terlihat
dengan sangat jelas. Dengan peninggalan ini paling tidak kita bisa mengenal
bentuk bangunan dan lantai yang digunakan oleh masyarakat Majapahit yang hidup
antara abad 12-14.
Sementara beberapa candi yang masih utuh dan bisa kita
nikmati bentuknya adalah Candi Tikus, Candi Bajang Ratu dan Candi Brahu. Candi Tikus Berada di Desa Temon, Trowulan.
Bangunannya menyerupai kolam. Sayangnya belum ada penjelasan tentang apa dan
untuk apa sebenarnya Candi Tikus ini. Sebutan Candi Tikus ini diberikan oleh
masyarakat setempat, karena waktu ditemukan candi ini digunakan untuk sarang
tikus.
Candi Tikus
Sementara tak jauh dari Candi Tikus adalah Candi Bajang Ratu, masih
berada dalam satu Desa. Nama Bajang Ratu
ini adalah untuk mengenang Jayanagara, salah satu raja Majapahit. Bajang
berarti masih kecil dan ratu yang berarti raja. Bajang Ratu di gunakan untuk
nama candi ini, karena saat itu Jayanegara atau kalagemet diangkat sebagai Raja
saat umurnya masih sangat muda.
Sementara candi yang lain adalah Candi Brahu yang terletak
di Desa Bejijong, Trowulan. Candi Brahu adalah candi yang paling utuh
dibandingkan dengan candi-candi yang lain. Candi ini diduga sebagai salah satu
pembakaran jenasah, namun hal tersebut juga belum dibuktikan dalam penelitian.
Namun apa-pun fungsinya bentuk-bentuk candi di Trowulan ini bisa memberikan
kita bayangan tentang bentuk-bentuk bangunan pada Jaman Majapahit dahulu.
Untuk masuk ke candi-candi tersebut, kita tidak ditarik
retribusi resmi. Biasanya kita hanya diminta memberikan dana sukarela. Selain
Candi, di Trowulan kita juga bisa mengunjungi objek wisata yang lain. Antara
Lain Patung Budha Tidur dan juga museum Purbakala Trowulan. Tak ada transpotasi umum untuk menuju
objek-objek tersebut. Sehingga kita harus menggunakan kendaraan pribadi. Namun
jangan khawatir karena lokasi mudah ditemukan.
Koleksi di Musium Trowulan
Bisa juga baca:
http://www.jakpost.travel/news/a-visit-to-the-majapahit-temples-in-east-java--wdn2etrkm9yAx6pa.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar