Rabu, 19 November 2014

Trowulan Ibu Kota Majapahit

  
Candi Brahu


Candi-candi di Trowulan, Mojokerto, Jawa Timur ini berbeda dengan candi-candi yang banyak kita temui. Candi-candi yang diyakini sebagai situs peninggalan Kerajaan Majapahit ini didirikan dengan Bahan Baku Bata Merah dan Batu Andesit. Berbeda dengan candi-candi yang lain yang biasanya didirikan dengan menggunakan batu.


Di Trowulan ini banyak terdapat candi-candi yang dikenal sebagai situs peninggalan Majapahit.  Penyelamatan candi-candi tersebut sudah dilakukan sejak tahun 1890, sehingga kini candi-candi tersebut masih bisa kita nikmati bentuknya.  Bila menilik dari sejarahnya, candi-candi di Trowulan ini memiliki fungsi yang berbeda-beda, di antaranya sebagai  gapura atau pintu masuk menuju Kompleks bangunan suci, sebagai prasasti untuk memperingati wafatnya seorang raja, sebagai tempat tinggal dan lain sebagainya. 


Candi-candi di Trowulan ini ada yang bentuknya sudah tidak dikenali namun ada juga yang sudah utuh dan menawan bentuknya.  Beberapa peninggalan yang sudah tidak bisa dibangun kembali tersebut tetap bisa dikunjungi , di antaranya adalah situs Candi Kedaton dan Situs Lantai Segienam yang berada di Desa Sentonorejo Trowulan. Dua situs candi ini memang sudah tidak bisa dibangun kembali, namun  bentuk dasarnya masih terlihat dengan sangat jelas. Dengan peninggalan ini paling tidak kita bisa mengenal bentuk bangunan dan lantai yang digunakan oleh masyarakat Majapahit yang hidup antara abad 12-14.


Sementara beberapa candi yang masih utuh dan bisa kita nikmati bentuknya adalah Candi Tikus, Candi Bajang Ratu dan Candi Brahu.  Candi Tikus Berada di Desa Temon, Trowulan. Bangunannya menyerupai kolam. Sayangnya belum ada penjelasan tentang apa dan untuk apa sebenarnya Candi Tikus ini. Sebutan Candi Tikus ini diberikan oleh masyarakat setempat, karena waktu ditemukan candi ini digunakan untuk sarang tikus. 

 
 Candi Tikus

Sementara tak jauh dari Candi Tikus adalah Candi Bajang Ratu, masih berada dalam satu Desa.  Nama Bajang Ratu ini adalah untuk mengenang Jayanagara, salah satu raja Majapahit. Bajang berarti masih kecil dan ratu yang berarti raja. Bajang Ratu di gunakan untuk nama candi ini, karena saat itu Jayanegara atau kalagemet diangkat sebagai Raja saat umurnya masih sangat muda.
  
Sementara candi yang lain adalah Candi Brahu yang terletak di Desa Bejijong, Trowulan. Candi Brahu adalah candi yang paling utuh dibandingkan dengan candi-candi yang lain. Candi ini diduga sebagai salah satu pembakaran jenasah, namun hal tersebut juga belum dibuktikan dalam penelitian. Namun apa-pun fungsinya bentuk-bentuk candi di Trowulan ini bisa memberikan kita bayangan tentang bentuk-bentuk bangunan pada Jaman Majapahit dahulu.


Untuk masuk ke candi-candi tersebut, kita tidak ditarik retribusi resmi. Biasanya kita hanya diminta memberikan dana sukarela. Selain Candi, di Trowulan kita juga bisa mengunjungi objek wisata yang lain. Antara Lain Patung Budha Tidur dan juga museum Purbakala Trowulan.  Tak ada transpotasi umum untuk menuju objek-objek tersebut. Sehingga kita harus menggunakan kendaraan pribadi. Namun jangan khawatir karena lokasi mudah ditemukan.

 
 Koleksi di Musium Trowulan


 Bisa juga baca:
 http://www.jakpost.travel/news/a-visit-to-the-majapahit-temples-in-east-java--wdn2etrkm9yAx6pa.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar