Senin, 01 Desember 2014

Kenyamanan Nan Mewah di Mesastila




Kenyamanan. Siapa yang mau menolaknya. Jika ada mungkin hanya sebagian kecil manusia. Sisanya, banyak manusia yang berusaha mencari kenyamanan, bahkan tak sedikit yang mau membayar kenyamanan dengan harga yang malah.  Jika mampu tak ada salahnya membayar kenyamanan itu dengan harga yang mahal.
Kenyamanan ini salah satunya bisa di temukan di MesaStila Resort  and Hotel, Magelang, Jawa Tengah.  Di tengah-tengah kebuh kopi di Desa Losari,  Grabag, Magelang. Berada di daerah pegunungan yang dingin sungguh ada kenyamanan, kedamaian, kesejukan di tempat ini. Jauh dari hiruk-pikuk aktivitas manusia, tempat ini memberikan ketenangan nan syahdu. Hahaha..paling tidak bagi saya. Apa lagi saat berkunjung ke tempat itu, suasananya sedang hujan. Dan saya senang hujan, jadi hujan yang turun bukan suatu halangan untuk menikmati tempat ini. Meski hanya singgah, bukan menginap. Hahaha....

Selain suasananya yang benar-benar di alam nan hijau. Bangunan-bangunan yang ada di Mesastila ini juga menambahkan suasana damai. Sedikit bangunan beton, namun banyak dengan papan-papan kayu dan juga bangunan joglo. Salah satu bangunan Joglo yang ada di Mesastila adalah bangunan Masjid yang berada di sisi gapura masuk masuk Mesastila.  Bangunan kayu ini berada dibawah rerindangan pohon. Saya membayangkan, ditempat itu mungkin aku bisa langsung tertidur karena sejuknya.
Selain beberapa bangunan Joglo, bangunan yang menarik di Mesastila Resort and Hotel ini adalah Information Roomnya. Tetap terbuat dari kayu, ternyata ruangan ini dulunya adalah bekas Stasiun Mayong, Jepara. “Dulu bangunan ini adalah bekas Stasiun Jepara yang terkena pelebaran jalan dan hampir di bakar. Tapi kemudian di beli oleh pemilik Mesastila ini,” ungkap Erny, salah satu karyawan Mesastila.

  
Ini bekas Stasiun Mayong yang dipindah ke Mesastila

Di belakang lobi atau Information Room, setelah melewati hamparan rumput di bukit tamu akan di jamu di Gedung Induk atau Club House. Welcome drink yang disajikan pun adalah minuman-minuman tradisional, seperti  kunir asem, beras kencur atau jahe.  Gedung utama ini merupakan bangunan asli di kebun kopi ini. Gedung ini dibangun oleh 1928 oleh Gustav Van der Swan,warga negara Belanda sebelum di beli oleh Gabriella Teggia dari Italia.
Di dalam bangunan ini ada begitu banyak barang antik, mulai dari berbagai macam guci, lukisan, piano dan juga berbagai peralatan tradisional. Beberapa sudut ruangan di lengkapi dengan meja dan kursi bentuk lama.  Juga salah satu sisinya digunakan untuk perpustakaan, dengan koleksi buku-buku lama.
Di sekitar gedung utama ini dihiasi dengan taman-taman yang mempesona.  Selain taman yang dihiasi dengan berbagai bunga dan tanaman, ada labirin dengan dasar lantai bebatuan yang bisa digunakan untuk refleksi kaki, ada kolam air mancur yang juga disebut Wishing Pond dan juga ada halaman yang dibuat menyerupai papan catur. Asyik kan.  Semua itu gratis disediakan untuk kamu yang menginap di hotel tersebut.
Baru kemudian setelah gedung utama, tamu akan diantarkan ke kamar yang telah di pesan.  Resort ini memiliki 24 Kamar dengan konsep tradisional pula.  Setiap kamar di bangun terpisah dengan kamar yang lain, dengan kelengkapan fasilitas yang berbeda-beda. Beberapa kamar memiliki lobi yang luas dan nyaman untuk bisa menikmati langsung pemandangan Gunung Andong.
Satu lagi yang menarik di sini, yaitu Losari Coffee Plantation. Kebun kopi yang mengitari wilayah ini mencapai luas 22 hektare. Pengunjung bisa jalan-jalan menyusuri kebun kopi dan juga bisa melihat proses pembuatan kopi.  Selain tamu yang menginap di situ, pengelola hotel juga menyediakan paket wisata untuk mengetahui proses pembuatan kopi. Cukup membayar Rp 260.000 pengunjung bisa mengikuti dan sekaligus mempraktekkan cara membuat kopi di tempat ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar