Minggu, 25 Januari 2015

Kampung Batik Jarum



Kampung Batik. Ada beberapa wilayah yang sudah memiliki predikat Kampung Batik. Di Solo ada Kampung Batik Laweyan dan Kampung Batik Kauman. Namun selain Kampung Batik Kauman dan Laweyan, Klaten juga memiliki Kampung Batik Sendiri. Kampung Batik yang ada di Klaten ini berada di lereng Gunung Kidul. 


Ditengah suasana pedesaan. Di Desa Jarum, Kecamatan Bayat Klaten ini banyak penduduknya yang membatik di rumahnya masing-masing. ”Di sini masih banyak pembatik. Bahkan pembatik-pembatik usia muda juga masih banyak,” ungkap Pak Ripto, salah satu pengusaha batik di Desa Jarum. Banyaknya pembatik-pembatik muda ini tak lepas dari keberadaan sebuah SMK lokal yang memberikan ketrampilan membatik. SMK Negeri 1 Rota Bayat yang didirikan tahun 2009 ini telah mencetak banyak lulusan dengan terampilan membatik dan juga pembuatan gerabah tanah liat. Sebuah harapan baru tentunya, bahwa generasi pembatik di Desa Jarum tidak akan hilang.

 


Kampung Batik Jarum mempunyai ciri khas batik sendiri yang mereka sebut sebagai Batik Bayatan. Batik Bayatan ini memiliki ciri-ciri di dominasi warga sogan dan motif batiknya penuh atau tidak menyisakan ruang kosong di kain. Batik-batik asli Desa Jarum juga selalu menggunakan pewarna alam, bukan pewarna sintetis. Namun kini hanya sedikit saja pembatik yang mengerjakan Batik Bayatan. Selain karena motifnya yang lebih rumit, sehingga membutuhkan banyak waktu untuk pengerjaan, pemasaran Batik Bayatan mulai kalah dengan batik-batik dengan warna cerah. ”Bagaimana pun kami harus menyesuaikan dengan pasar agar usaha kami tetap hidup,” ungkap Pak Ripto. Sehingga kini segala motif di produksi di desa ini.

 
 Motif-motif Batik Bayatan

Batik yang di produksi di Desa Jarum di tulis dengan bahan pewarnaan alami, bukan sintetis


Selain membatik dan juga mendisplay batiknya di rumah masing-masing, didirikan juga show room batik di Desa ini. Namun sayang, saat kami kesana show roomnya sedang tutup dan kami tidak melihat aktivitas di sana. Ripto juga mengungkapkan banyak batik-batik produksi desa ini langsung dijual kepada pengusaha batik di Solo, Jogja dan juga Jakarta. Salah satu batik yang di produksi di desa ini adalah batik dengan kabel BSBA ”Batik Saya Batik Asli” milik pengusaha Jogja. 

 

Berbelanja batik di kampung ini juga lebih murah dibandingkan saat batik ini sudah berada di galeri di Kota-kota besar. Ripto mengatakan batik yang di tempatnya di jual dengan harga Rp 250.000, di Jogja batik sudah di jual dengan harga Rp 400.000 dan bisa menjadi Rp 800.000 jika sudah sampai di Jakarta.
Selain kain, ada juga produksi batik yang lain di Desa ini, yaitu Batik Kayu atau Wooden Batik Furniture. Ulasan batik kayu akan kita bahas dalam tulisan yang lain ya ^_^.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar