Selasa, 14 Juli 2015

Tuhan Punya Waktu Terbaik

Aku masih berjuang saat ini. Namun sepertinya aku sendiri tidak suka dengan kata berjuang. Aku lebih menikmati ini semua sebagai sebuah proses. Sebuah proses menuju ”Iman bahwa Tuhan Punya Waktu Terbaik” dan juga sebuah proses menuju ”Waktu Terbaik” itu sendiri.

Proses yang harus aku jalani.
Yang harus aku isi sendiri dengan melakukan setiap hal yang membangun diriku dan membawa aku semakin berkenan bagiNya.

Aku sendiri telah menerima banyak ”Waktu Terbaik” dari Tuhan.

Waktu terbaik saat seseorang yang aku cintai sejak waktu yang lama, datang dan mengatakan kata-kata yang memang aku harapkan. (aku tetap menganggap itu waktu terbaik, meski saat ini kami tidak berproses bersama)

Waktu terbaik ketika aku diterima sebagai CPNS. (Anugrah besar yang sebelumnya tidak pernah aku pikirkan).

Melalui waktu-waktu terbaik yang sudah Tuhan jadikan dalam hidupku, aku makin mengimani bahwa ”Tuhan punya waktu terbaik”. Bahkan untuk hal-hal yang tidak pernah kita rencanakan. Aku mengimani bahwa Tuhan merencanakan yang terbaik bagiku.

Dan tentu saja, masih banyak lagi ”Waktu Terbaik” yang akan Tuhan jadikan dalam hidupku.

Aku tidak tahu kapan ”Waktu Terbaik” itu akan datang lagi. Kadang memang aku tidak sabar menantinya. Dalam penantian ”Waktu Terbaik” ini kadang aku lemah. Lemah oleh kedaginganku, lemah oleh segala iming-iming indahnya dunia (ini manusiawi...hihi) bahkan juga aku sering kali merasa dilemahkan oleh orang-orang terdekat.

”Usaha...action!!!” ”Jangan hanya menunggu...”

Kadang aku tidak bisa membantah ungkapan-ungkapan itu. Mungkin mereka menganggapku kurang berusaha.

Ya mungkin aku kurang berusaha.Jika memang iya benar aku kurang berusaha, aku berdoa semoga Tuhan segera mengubahkan sikapku, sikap hatiku.

Bagiku sendiri, hanya satu usaha yang bisa aku lakukan. Aku berusaha tahu kehendak Tuhan, aku berusaha hidup semakin berkenan kepadaNya. Ya satu-satunya usahaku adalah berdoa.

Mungkin bagi mereka doa saja tidak cukup. Tapi sungguh bagiku itu cukup.

Aku cukup merasakan damai sejahtera dengan setiap usahaku mendekat kepadaNya. Dalam setiap usahaku itu aku menemukan sukacita dan kekuatan.

Ya, itu disitu aku temukan sukacita dan kekuatan. Sebuah anugrah yang tidak aku temukan saat aku melalukan usaha yang lain.

Mungkin...memang belum waktuNya aku untuk melakukan usaha itu. Sehingga ia tidak memberiku damai sejahtera ketika aku melakukan usaha yang lain.

Ya. Saat ini damai sejahtera itu hanya aku temukan ada di dalam doa. Bukan dalam usaha yang lain......”dalam doa untukmu”

Jika aku tidak berusaha mengejar ”Waktu Terbaik” bukan berarti aku tak melakukan apapun.

Aku mengisi penantian ”Waktu Terbaik” dengan melakukan setiap hal yang membangun. Membangun diriku, lingkunganku, keluargaku, imanku, pekerjaanku, persahabatanku.

Aku mengimani bahwa ”Waktu Terbaik” adalah anugrah Tuhan. Itu bukan hasil usahaku.

”Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah” Efesus 2:8

Tidak ada komentar:

Posting Komentar