Kawah Ijen, di Gunung Ijen Jawa Timur adalah salah satu kekayaan mewah Indonesia. Keindahannya dikenal hingga ke manca negara. Terbukti kawah ijen ini lebih banyak dikunjungi oleh wisatawan manca Negara. “75 persen pengunjung manca negara disini berasal dari Perancis. Sisanya dari Jerman, Amerika, Swiss, China dan berbagai Negara lain,” ungkap penjaga Pos Pendakian Paltuding. Apa yang mereka cari..? Api Biru atau lebih terkenal dengan sebutan Blue Fire.
Posisi Kawah Ijen
berada di dua kabupaten, yaitu Kabupaten Banyuwangi dan Kabupaten Bondowoso.
Pendakian menuju Kawah Gunung Ijen dimulai dari Pos Pendakian Paltuding. Pos
Pendakian Paltuding ini, bisa dijangkau baik melalui Banyuwangi ataupun dari
Kabupaten Bondowoso. Menurut Wewe, salah
satu sopir jeep yang melayani jasa penyewaan jeep dari Banyuwangi menuju
Paltuding akses jalan dari Banyuwangi lebih dekat dan lebih bagus dibandingkan
dari Bondowoso. ”Satu tahun terakhir akses jalan dari Banyuwangi menuju Pos
Paltuding sudah diperbaiki. Hal ini memang penting, karena Kawah Ijen adalah
tujuan wisata yang mulai ramai dikunjungi wisatawan,” ungkapnya.
Dari Banyuwangi
Pos Pendakian Paltuding bisa ditempuh dalam waktu satu jam. Kendaraan yang bisa
dipakai menuju Pos Paltuding adalah Jeep. Karena medannya yang berkelok-kelok
dan menanjak Jeep adalah kendaraan yang paling tepat untuk menuju Pos
Paltuding. Jeep ini bisa disewa dari Banyuwangi dengan biaya Rp 450.000. Dengan
biaya sewa tersebut, Jeep akan mengantarkan kita menuju Pos Paltuding, menunggu
dan mengantarkan kita kembali ke Banyuwangi setelah kita menyelesaikan
kunjungan dari Kawah Ijen. Jeep ini bisa kita gunakan hingga tujuh orang.
Pendakian menuju
Kawah Gunung Ijen dari Pos Paltuding dibuka pukul 01.00 WIB. Sebelum jam
tersebut pendakian masih di tutup. ”Ini aturan dari vulkanologi,” ungkap
petugas Pos Paltuding. Namun jika kita sudah sampai di Pos Paltuding sebelum
jam 01.00 kita bisa mendirikan tenda dome terlebih dahulu, atau sekedar
menghangkatkan tubuh dengan membuat api unggun. Kita juga bisa menghabiskan
waktu di warung-warung yang tersedia disana. Namun kebanyakan warung hanya buka
pada week end saja. Dan jangan lupa kita harus melapor dan membayar retribusi
terlebih dahulu. Kita hanya perlu membayar Rp 5.000 perorang untuk pendakian
ini.
Sebelum melakukan
pendakian sebaiknya kita menyiapkan diri dengan menggunakan skibo, sarung
tangan, jaket, dan alas kaki yang nyaman untuk pendakian. Jarak antara Pos
Paltuding hingga Bibir Kawah Ijen adalah tiga kilometer. Jalan yang menanjak
akan dilewati pengunjung menuju Kawah. Sehingga untuk pengunjung yang awam naik
gunung sebaiknya memulai pendakian lebih pagi. Hal ini dikarenakan ”Blue Fire”
yang berada di Kawah Ijen hanya bisa dilihat sebelum matahari terbit. Jarak
tiga kilometer dari Pos Paltuding hingga Bibir Kawah bisa dicapai antara satu
hingga empat jam. Tergantung kemampuan masing-masing pengunjung. Namun kalau
ingin menyaksikan Blue Fire, usahakan sampai di Kawah sebelum matahari terbit.
Blue Fire tampak di banyak titik di Kawah Ijen
Apalagi untuk
bisa menyaksikan Blue Fire kita harus turun ke Kawah. Untuk sampai ke Kawah,
kita harus turun dengan medan bebatuan dengan jarak 800 meter. Medan yang curam
dan bebatuan ini lebih berat dibandingkan dengan medan dari Pos Paltuding
menuju bibir kawah. Namun demikian, hampir setiap pengunjung tidak ingin hanya
berhenti di bibir kawah. Mereka semua turun menuju ke kawah untuk menyaksikan
Blue Fire.
Pengunjung menyaksikan blue fire sebelum matahari terbit
Dan tentu saja,
pendakian tersebut terbayar dengan menyaksikan pemandangan yang luar biasa.
Blue Fire atau Api Biru bisa kita saksikan dari banyak titik di kawah ini.
Meski sekali-kali api biru tertutup asap belerang, namun api biru ini tetap
menakjubkan. Selain api biru,
pemandangan kawah ini juga menakjubkan. Ada danau yang luas, di belakang
pemandangan api biru ini. Yang lebih indah kita nikmati jika cuaca cerah.
Selain itu dinding-dinding Kawah yang diselimuti belerang membuat kita merasa
berada disuatu tempat yang asing. ”Wow...ini
milik Indonesia, Negeri yang sangat kaya dengan kekayaan alam”.
Pemandangan di Bibir Kawah Ijen
Namun kita tidak
bisa menikmati dasar kawah ini berlama-lama. Bau belerang membuat bisa membuat
kita sesak napas. Namun jangan khawatir, kita masih bisa menikmati keindahan
kawah ijen dari bibir kawah. Dari bibir kawah ini pemandangan danau bisa
terlihat jelas saat cuaca cerah. Sayang pagi itu angin berhembus kencang, jadi
pemadangan danau agak terhambat oleh belerang.
Puas menikmati pemandangan di bibir kawah,
waktunya turun. Di siang hari ternyata
pemandangan di jalur pendakian yang kita lewati semalam juga sangat indah.
Jajaran pegunungan di sekitar gunung Ijen, tak kalah indah. Selain masih
berpapasan dengan wisatawan lain, yang kebanyakan wisatawan asing, kami juga
banyak berpapasan dengan para pemikul belerang. Mereka mengambil belerang dari
dasar kawah ijen untuk dibawa ke Pos Paltuding. Rata-rata mereka membawa
belerang diseberat 50-75 kilogram satu kali pikul. ”Setiap hari kami bisa dua
kali mengambil belerang menuju dasar kawah,” ungkap Pak Ipul, salah satu
pemikul belerang.
Danau Kawah Ijen tampak samar, karena tertutup belerang.
Salah satu pemikul belerang yang juga menjual sovenir yang terbuat dari belerang. Sovenir dari belerang tersebut dijual mulai harga Rp 5.000
Seorang pemikul belerang sedang mengambil belerang di kawah Ijen
Seorang pemikul membawa belerang melintasi bibir kawah
Menimbang hasil belerang yang diangkut di Pos Timbangan.
Pos ini berada 1 kilometer dibawah bibir kawah Ijen
Tidak ada komentar:
Posting Komentar