Jumat, 17 Oktober 2014

SENDEN DESA TENUN



 
Desa Senden, Kecamatan Weru Sukoharjo merupakan salah satu desa yang terletak diperbataskan Sukoharjo dan Klaten. Letaknya juga berada di pinggiran Sungai Dengkeng yang merupakan bagian hulu Sungai Bengawan Solo. 
Ada yang berbeda dari Desa ini. Selain pemandangan sungai dan sawah yang masih sejuk untuk dinikmati mata, ada sesuatu yang enak juga dinikmati telinga. “Toklek toklek toklek..toklek...”.  Di tengah suasana Desa yang sepi pagi itu, suara tersebut  terdengar cukup dominan di telinga. Dan hampir terdengar dari semua rumah di Desa tersebut.

 Ya, bunyi tersebut berasal dari aktivitas warga Desa Senden yang tengah menenun di rumahnya masing-masing. Selain bertani, hampir semua warga di Desa tersebut menggunakan waktu luangnya untuk menenun kain lurik.  “Menenun memang bukan kegiatan utama di Desa ini, tapi hampir semua semua  rumah di Desa ini ada alat tenunnya. Mereka akan menenun kalau sedang tidak ada aktivitas di sawah atau aktivitas lainnya,” ungkap Ernawati, salah satu pengrajin  tenun lurik di Desa Senden.
 Erna mengatakan hampir 60 persen rumah di Desa tersebut  ada alat tenunnya. Ia mengatakan aktivitas menenun di Desa tersebut sudah berlangsung sejak tahun 1970-an. Ia mengakui kain tenun tradisional yang sering disebut kain Lurik ini menjadi salah satu kekayaan tradisional khas daerah tersebut. Meski sempat menghilang, namun saat ini kain tenun tangan tersebut masih bisa eksis hingga sekarang. “Kain tenun ini adalah salah satu kekayaan tradisional di wilayah ini. Memang banyak jenis tenun, namun tenun Lurik menjadi ciri khas kain tradisional kami,” ungkapnya.

 

Kain Tenun Lurik yang diproduksi di Desa Senden ini memang kebanyakan bermotif garis dan hujan gerimis. Motif ini adalah motif lama yang masih terus diproduksi dan selalu dicari oleh para pecinta Lurik. “Kami berharap Tenun Lurik bisa terus eksis. Saat ini kendalanya adalah minimnya penenun muda. Kami khawatir nantinya banyak alat tenun yang menganggur, karena generasi muda sekarang lebih suka bekerja pabrik dari pada menenun,” ungkapnya.

 

Nah, jika ingin melihat aktivitas para penenun ini, kita bisa menuju ke Desa Senden, di Kecamatan Weru. Di sini kita juga bisa menyaksikan proses pewarnaan benang, pemintalan dan berbagai proses pembuatan kain Lurik. Lokasinya bisa dicapai satu jam dari Solo. Belum ada transpotasi umum ke lokasi ini, jadi kita harus menggunakan kendaraan pribadi. Di lokasi ini kita bisa langsung membeli kain Lurik dengan harga bervariasi, antara Rp 20.000- Rp 50.000 per meternya. Selain kain, berbagai model pakaian jadi, tas, tempat tisu yang terbuat dari kain Tenun juga sudah diproduksi di sini. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar