Desa Senden, Kecamatan Weru Sukoharjo merupakan salah satu desa yang terletak
diperbataskan Sukoharjo dan Klaten. Letaknya juga berada di pinggiran Sungai
Dengkeng yang merupakan bagian hulu Sungai Bengawan Solo.
Ada yang berbeda dari Desa ini. Selain pemandangan sungai dan sawah yang masih
sejuk untuk dinikmati mata, ada sesuatu yang enak juga dinikmati telinga. “Toklek
toklek toklek..toklek...”. Di tengah suasana Desa yang sepi pagi itu,
suara tersebut terdengar cukup dominan di telinga. Dan hampir terdengar
dari semua rumah di Desa tersebut.
Ya, bunyi tersebut berasal dari aktivitas warga Desa Senden yang tengah menenun
di rumahnya masing-masing. Selain bertani, hampir semua warga di Desa tersebut
menggunakan waktu luangnya untuk menenun kain lurik. “Menenun memang
bukan kegiatan utama di Desa ini, tapi hampir semua semua rumah di Desa
ini ada alat tenunnya. Mereka akan menenun kalau sedang tidak ada aktivitas di
sawah atau aktivitas lainnya,” ungkap Ernawati, salah satu pengrajin
tenun lurik di Desa Senden.
Erna mengatakan hampir 60 persen rumah di Desa tersebut ada alat
tenunnya. Ia mengatakan aktivitas menenun di Desa tersebut sudah berlangsung
sejak tahun 1970-an. Ia mengakui kain tenun tradisional yang sering disebut
kain Lurik ini menjadi salah satu kekayaan tradisional khas daerah tersebut.
Meski sempat menghilang, namun saat ini kain tenun tangan tersebut masih bisa
eksis hingga sekarang. “Kain tenun ini adalah salah satu kekayaan tradisional
di wilayah ini. Memang banyak jenis tenun, namun tenun Lurik menjadi ciri khas
kain tradisional kami,” ungkapnya.
Kain Tenun Lurik yang diproduksi di
Desa Senden ini memang kebanyakan bermotif garis dan hujan gerimis. Motif ini
adalah motif lama yang masih terus diproduksi dan selalu dicari oleh para
pecinta Lurik. “Kami berharap Tenun Lurik bisa terus eksis. Saat ini kendalanya
adalah minimnya penenun muda. Kami khawatir nantinya banyak alat tenun yang
menganggur, karena generasi muda sekarang lebih suka bekerja pabrik dari pada
menenun,” ungkapnya.
Nah, jika ingin melihat aktivitas
para penenun ini, kita bisa menuju ke Desa Senden, di Kecamatan Weru. Di sini
kita juga bisa menyaksikan proses pewarnaan benang, pemintalan dan berbagai
proses pembuatan kain Lurik. Lokasinya bisa dicapai satu jam dari Solo. Belum
ada transpotasi umum ke lokasi ini, jadi kita harus menggunakan kendaraan
pribadi. Di lokasi ini kita bisa langsung membeli kain Lurik dengan harga
bervariasi, antara Rp 20.000- Rp 50.000 per meternya. Selain kain, berbagai
model pakaian jadi, tas, tempat tisu yang terbuat dari kain Tenun juga sudah
diproduksi di sini.
Bisa Juga Dibaca di sini:
http://www.jakpost.travel/news/a-visit-to-senden-village-the-home-of-lurik-7jwlmD51HsKMp2fV.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar